Mengapa Mencintai Orang Yang Menyakitinya

Mengapa sih lebih mencintai orang yang mengakitinya ? bukankah seharusnya harus mencari yang dapat mencintai nya dengan tulus apa adanya?. yuk simak aja di sini.

ilustrasi gambar
1. Kebanyakan Orang bisa mencintai Orang yang sering menyakitinya karena rasa takut kesepian. Kebanyakan Orang menganggap hal ini sebagai rasa takut kehilangan padahal sebenarnya bukan itu. Jadi sebenarnya perasaan takut kehilangan itu atas dasar rasa takut kesepian. Berbeda jika tidak merasa takut kesepian yang disebabkan bisa dengan mudah menarik perhatian atau mudah mencari pengganti. Tapi perlu dijelaskan, tidak mudah dalam mencari pengganti bukan berarti karena tidak menarik. Mungkin saja kita tidak mudah menyukai orang baru atau Orang-orang yang memiliki potensi menyukai kita menganggap diri mereka tidak layak dengan kita yang dianggap lebih tinggi.

Kembali ke topik, jadi sesering apapun pasangan menyakiti jika kita merasa takut kesepian jika dia hilang dari kehidupan maka akan membuat kita terus menghargai bahkan memaafkan kesalahan yang dia lakukan. Itu tetap kita lakukan meskipun sering merasa galau yang berlebihan. Dan karena itu juga, saat kita mendapat kebaikan darinya, kita merasa kebaikan itu sangat istimewa. Padahal aslinya sama saja dengan yang lainnya. Bisa diibaratkan jika menjalani puasa. Makanan untuk berbuka akan lebih nikmat dibanding makanan yang sering kita santap setiap harinya meskipun itu adalah makanan yang sama. Bisa dimengerti kan?.

2. Bukan hanya karena hal itu saja, akan lebih kuat jika didukung oleh kelebihan dirinya yang membuat kita merasakan kalau dia itu istimewa, Jarang ditemui pada Orang lainnya, atau mungkin sebenarnya kelebihan itu ada pada banyak Orang tapi kesempatan kita untuk memiliki Orang lain yang seperti dia belum tentu ada. Kalaupun bisa kesempatan itu sangat kecil dan sulit untuk diwujudkan. Misalnya saja karena penampilan, prestasinya yang membuat kita bangga, atau lainnya yang intinya hal itu menjadi nilai lebih dan kita menjadikan itu sebagai tolak ukur dalam memberikan penilaian juga perasaan.

Sekedar contoh kalau kita sering menilai dan membanggakan Orang lain dari segi fisik, jika penampilan fisiknya menarik maka kita bisa dan berani memutuskan untuk mencintainya. Setelah masuk, semakin menarik atau semakin tinggi tingkat kelebihan dalam penampilan fisik maka semakin besar juga kita bisa mencintainya. Lebih menarik lagi maka kita bisa sangat mencintainya dan jika penampilannya mendekati sempurna menurut kita maka kita tidak akan kuat terlalu lama jauh darinya bahkan rela melakukan apa saja demi tetap berada disisinya. Termasuk rela terus disakiti, merasa galau, bahkan menangis demi menjaga sosok dirinya agar tetap ada disamping kita. Itu jika kita menilai kalau fisik adalah yang utama. Untuk yang lain bisa kamu pikirkan sendiri. Entah itu karena kebersamaan kalian, apa yang sudah kalian lakukan, latar belakang, atau apa saja yang penting itu menjadi tolak ukur diri kamu dalam memberikan penilaian juga perasaan terhadapnya.

Jadi semua ini sebenarnya hanya pikiran kita saja. Kita kurang berkesan dengan Orang yang jarang bahkan tidak pernah menyakiti hati kita karena kita merasa tenang dan tidak ada pikiran akan kehilangan dirinya. Jadi tanpa tindakan cinta kita tetap bisa memilikinya. Kebanyakan orang tidak bersyukur bahkan ada yang justru ngelunjak dan memiliki persepsi bahwa dirinya sangat dibutuhkan. Saat hilang memiliki keyakinan bisa mendapatkan yang lebih baik padahal belum tentu.