Negeri Sakura Jepang merupakan negara yang paling progresif dan
penguasa perekonomian dunia bersama negara-negara maju lainnya semisal
AS, Eropa, China, India maupun Brazil. Tak hanya itu, Jepang juga
dikenal sebagai negara yang sangat kaya warisan budaya, tradisi dan juga
kehidupan sastranya. Bisa dibilang, kehidupan masyarakat Jepang sangat
erat kaitannya dengan kebudayaan dan juga sastra.
Pada
tahap awalnya, sastra Jepang memang banyak dipengaruhi oleh sastra dari
Negeri Tirai Bambu China. Namun secara bertahap, Jepang menemukan dan
mengembangkan sendiri karya sastranya sehingga memiliki daya tarik dan
keunikannya tersendiri.
Ditambah lagi dengan semakin eratnya hubungan
diplomatik Jepang dengan negara-negara Barat yang dimulai sejak abad
ke-19 membuat sastra-sastra di Jepang sedikit-banyak dipengaruhi oleh
karya sastra dan penulis-penulis dari Barat tersebut.
Sejarah
kesusasteraan Jepang sendiri terbagi menjadi tiga periode yakni sastra
klasik, sastra abad pertengahan dan sastra modern. Sastra kuno ialah
karya sastra yang telah ada sejak abad ke-8. Karya sastra yang ditemukan
di masa klasik mayoritas didominasi oleh sastra-sastra yang masih
ditulis dengan tulisan dan bahasa China.
Jepang juga banyak mengadopsi
karakter huruf dari China untuk mengawali penulisan bahasa mereka
sendiri, atau yang dikenal sekarang dengan huruf kanji. Periode klasik
ini banyak dianggap sebagai masa keemasannya perkembangan sastra di
Jepang. Beberapa karya sastra pada periode ini antara lain Murasaki
Shikibu’s The Tale of Genji and The Pillow Book, Kokin Wakashu, Sei
Shonagon dan lainnya.
Kemudian
sastra abad pertengahan dimana pada masa ini banyak dipengaruhi oleh
Budhisme Zen. Karya sastra yang banyak ditulis dalam periode ini banyak
berkaitan dengann cerita perang, gaya hidup sederhana maupun tragedi
selamat dari upaya pembunuhan.
Beberapa karya yang dianggap penting dari
periode ini antara lain The Tale of the Heike, Hojoki oleh Kamo no Ch,
Mei and Tsurezuregusa oleh Yoshida Kenko. Sedangkan sastra modern Jepang
dimulai sejak abad ke-19 dan beberapa karyanya seperti Oku no
Hosomichi, 36 Views of Mount Fuji, Nanso Satomi Hakkenden.